Minggu, 22 Maret 2015

Metodologi Khusus Pengajaran Bahasa Arab 2

Diposting oleh Ayam Maknyuss di 06.37
METODE MEMBACA ( THARIQAH AL-QIRA’AH )

Makalahinidisusununtukmemenuhitugas matakuliah :
Metodologi Khusus Pengajaran Bahasa Arab 2

DosenPengampu,
Ahmad Rifa’i, M. Pd. I
Stain Kediri Warna
Oleh:

                                           Ahmad Muzaki                            9325
                                           Maria Ulfa                                   932520112
                                           Wahid Bayu Muchlisin                9325



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Ketidakpuasan kepada metode langsung yang kurang memberikan perhatian kepada kemahiran membaca dan menulis, mendorong para guru dan para ahli bahasa untuk mencari metode baru. Pada waktu itu, berkembang opini di kalangan para guru bahwa mengajarkan bahasa asing dengan target penguasaan semua ketrampilan berbahasa adalah sesuatu yang mustahil.
Oleh karena itu, Profesor Coleman dan kawan-kawan dalam sebuah laporan yang ditulis pada tahun 1929 menyarankan penggunaan suatu metode dengan satu tujuan pengajaran yang lebih realistis, yang paling diperlukan oleh para pelajar, yakni ketrampilan membaca. Metode kemudian yang dinamai “ metode membaca ” ini digunakan di sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh Amerika dan negara-negara lain di Eropa. Meskipun disebut “ metode membaca ”, tidak berarti bahwa kegiatan belajar mengajar terbatas pada latihan membaca. Latihan menulis dan berbicara juga diberikan meskipun dengan porsi yang terbatas.[1]
Metode membaca merupakan salah satu metode yang cukup terkenal dalam pembelajaran bahasa asing. Metode ini bertujuan untuk mengajarkan kemahiran membaca bahasa asing. Untukmengetahui lebih lanjut yang berkaitan dengan metode membaca, mari kita diskusikan terkait masalah yang berkaitan dengan metode membaca ini dan menyempurnakan kekurangan dari makalah kami ini.

B.      Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian metode membaca ?
2.    

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Membaca
Membaca merupakan kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Membaca hakekatnya adalah suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dan bahasa tulisan. Tarigan (1994/III:7) melihat bahwa membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
 Membaca melibatkan tiga unsur, yaitu: makna sebagai unsur isi bacaan, kata sebagai unsur yang membawakan makna, dan simbol tertulis sebagai unsur visual. Perpindahan simbol tertulis ke dalam bahasa ujaran itulah, menurut Ibrahim (1962:57), disebut membaca.[1]
Metode Membaca ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran bahasa asing pada awal abad 20. Teori ini dipelopori oleh beberapa pendidik Inggris dan Amerika. (West 1926), yang mengajar bahasa Inggris di India, berpendapat bahwa belajar membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang India yang belajar bahasa Inggris dibanding berbicara. West menganjurkan suatu penekanan pada membaca bukan hanya karena dia menganggap hal itu sebagai ketrampilan yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa asing tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah, ketrampilan dengan nilai tambah yang paling besar pada siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran bahasa.[2]
Metode membaca ini memang mendapat banyak kritik-kritik, baik pada metode waktu itu dianjurkan di Amerika. Begitu pula selama perang dunia II tatkala kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa merupakan prioritas nasional di Amerika Serikat. Akan tetapi, sejak perang itu terdapat suatu pembaharuan minat dalam pengajaran bahasa-bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu seperti membaca sastra dan pustaka ilmiah. Di luar Amerika Serikat pada tahun 1929-an metode membaca ini mulai digunakan.

Karakteristik metode membaca ini antara lain adalah sebagai berikut:
1.   Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca.
2.   Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan suplemen daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan (extensif reading/ قراءة موسعة), buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan.
3.   Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan. Pemahaman isi bacaan melalui proses analisis, tidak dengan penerjemahan harfiah, meskipun bahasa ibu boleh digunakan dalam mendiskusikan isi teks.
4.   Membaca diam lebih diutamakan dari pada membaca keras.
5.   Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan.[3]

Ciri-ciri penting penggunaan metode membaca dalam pembelajaran bahasa arab adalah sebagai berikut :
a)     Biasanya metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang ketrampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan mengucapkan kata-kata serta kalimat hingga siswa mampu menyusun kalimat. Berangkat dari inilah bahwa bentuk yang disusun oleh siswa tentang aturan tutur bahasa akan memberi andil dalam mengembangkan ketrampilan berkomunikasi.
b)     Setelah siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudian mereka membacanya dalam teks. Guru bertugas mengembangkan sebagian ketrampilan membaca dalam hati bagi murid-murid.
c)     Setelah itu para siswa membaca teks dengan Qira’ah jahriyah (membaca dengan keras) yang diikuti dengan beberapa pertanyaan seputar teks untuk menguatkan pemahaman.
d)     Membaca terbagi menjadi dua macam yaitu membaca intensif dan membaca lepas, masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda. Membaca intensif bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar membaca dan ketrampilan ini membutuhkan perbendaharaan kata serta pengetahuan kaidah-kaidah tata bahasa. Ketrampilan membaca ini mengembangkan ketrampilan pemahaman bagi siswa di bawah bimbingan guru kelas.
e)     Adapun Qira’ah lepas maka bisa dilaksanakan di luar kelas. Dibenarkan guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan membatasi apa yang harus dibaca serta mendiskusikannya.
f)      Membaca lepas memberikan andil dalam pencapaian siswa pada khazanah arab, membaca kitab-kitab dan semi arab. Dan dari sini akan memberikan tambahan pemahaman mengenai kebudayaan arab.[4]

Secara garis besar, metode membaca dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.   Membaca Nyaring (al-Qira’ah al-Jahriyyah)
     Membaca Nyaring adalah membaca dengan melafalkan atau menyuarakan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Metode membaca ini lebih cocok diberikan kepada pelajar tingkat pemula. Tujuan utamanya adalah agar para pelajar mampu melafalkan bacaan dengan baik sesuai dengan bunyi dalam bahasa Arab.
     Untuk keefektifan pembelajaran membaca nyaring, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru. Al-Khuli (1982: 117-118) mengatakan :
a)     Dalam kegiatan membaca guru hendaknya memilih pelajar yang bagus bacaannya. Hal ini dimaksudkan selain untuk percontohan bagi teman-temannya, juga akan turut memberikan semangat mereka untuk membaca.
b)     Sebaiknya guru menyuruh pelajar untuk membaca di depan kelas, dan sesekali memandang teman-temannya saat membaca.
c)     Hendaknya guru mampu menciptakan kelas yang turut serta menjadi pengoreksi kesalahan bacaan. Dalam arti semua pelajar harus terlibat memperhatikan bacaan pelajar yang diperintahkan membaca.
d)     Guru tidak diperkenankan meminta pelajar membaca terlalu lama, karena akan cepat lelah dan tidak menyita waktu untuk mengajarkan pelajaran yang lain.
e)     Untuk menanamkan kemampuan memahami bacaan, di akhir bacaan hendaknya guru mengajak berdiskusi kepada para pelajar tentang isi bacaan.
2.   Membaca Diam / Membaca dalam Hati (al-Qira’ah al-Shamitah)
     Membaca diam atau bisa di sebut membaca dalam hati adalah membaca dengan tidak melafalkan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca, melainkan hanya mengandalkan kecermatan eksplorasi visual. Atau bisa dikatakan membaca tanpa mengeluarkan ujaran, tetapi cukup di dalam hati.
     Tujuan membaca dalam hati adalah penguasaan isi bacaan, atau memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan dalam waktu yang cepat. Membaca dalam hati lebih efektif dalam memahami isi bacaan jika dibandingkan dengan membaca nyaring.[5]
3.   Membaca Pemahaman
4.   Membaca Kritis
5.   Membaca Ide

Di antara kelebihan metode membaca adalah sebagai berikut :
1.   Para siswa mampu membaca dengan baik terhadap pembelajaran bahasa asing, baik membaca nyaring, membaca dalam hati, ataupun membaca pemahaman.
2.   Para siswa mempunyai kemampuan memahami teks bacaan dengan baik.
3.   Para siswa mampu menguasai mufradat dengan baik.
4.   Para siswa memahami dengan baik tentang penggunaan nahwu dan sharaf.
Kekurangan metode membaca adalah sebagai berikut :
1.   Meskipun para siswa kuat dalam membaca, tetapi bukan membaca nyaring, mereka lemah dalam pelafalan.
2.   Para siswa lemah dalam ketrampilan menyimak, berbicara, dan siswa juga lemah dalam kemampuan ta’bir tahriri (menulis karangan).
3.   Karena kosa kata yang dikenalkan hanya yang berkaitan dengan bacaan, maka para siswa lemah dalam memahami teks yang berbeda.




[1] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hal 43
[2]M. Abdul Hamid, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media(Malang: UIN Malang Press, 2008), hal 30-31
[3]Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Kinara, 2009), hal 53
[4]Ibid., hal 31-32
[5]Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hal 144-151


[1]Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab(Malang: Kinara, 2009), hal 51-52



0 komentar:

Posting Komentar

 

Menu Bahasa Arab Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea