BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa
Arab merupakan salah satu bahasa asing yang penting untuk dipelajari, terutama
bagi para pelajar/mahasiswa yang mengambil fokus pendidikan pada jurusan bahasa
arab, dan para santri, baik yang berada dalam pesantren modern, maupun
pesantren salaf.
Dalam
perkembangannya dalam dunia pendidikan, bahasa arab mulai dipelajari dan
diajarkan dalam berbagai metode. Salah satunya adalah melalui metode Gramatika
dan Terjemah, yang menitikberatkan pada penguasaaan ilmu nahwu dan ketrampilan
menterjemah teks-teks berbahasa arab. Melalui makalah ini, kami akan mencoba
menguraikan beberapa pembahasan terkait tentang metode Gramatika dan Terjemah,
yang telah kami ambil dari berbagai referensi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari Metode Gramatika dan Terjemah?
2.
Bagaimanakah ciri-ciri/karakteristik Metode Gramatika dan
Terjemah?
3.
Bagaimana langkah-langkah penyajian Metode Gramatika dan
Terjemah dalam pengajaran bahasa Arab?
4.
Apa kelebihan dan kekurangan Metode Gramatika dan
Terjemah dalam pengajaran bahasa Arab?
5.
Bagaimana evaluasi dan proyeksi Metode Gramatika dan
Terjemah dalam pengajaran bahasa Arab?
C. Tujuan
Melalui makalah ini, kami berharap kita semua
mampu mengetahui pengertian, ciri-ciri/karakteristik, langkah-langkah
penyajian, kelebihan dan kekurangan, serta evaluasi dan proyeksi Metode
Gramatika dan Terjemah dalam pengajaran bahasa Arab.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Gramatika dan Terjemah
Metode
gramatika dan terjemah ini merupakan hasil karya dari pemikiran beberapa orang
sarjana Jerman, yaitu Johan Seidenstucker, Karl Plotz H.S Ollendorf, dan Johan
Meidinger. Metode ini cukup mendominasi pengajaran bahasa asing di daratan
Eropa dari tahun 1840-an, hingga tahun 1940-an.[1]
Ketika
awal kebangkitan Eropa (abad 15), banyak sekolah-sekolah dan universitas-universitas di Eropa yang
mengharuskan para pelajar/mahasiswanya belajar bahasa Latin, karena dianggap
mempunyai nilai pendidikan yang tinggi guna mempelajari teks-teks klasik
(Al-Araby, 1981). Metode ini merupakan pencerminan yang tepat dari cara
bahasa-bahasa Yunani Kuno dan Latin diajarkan selama berabad-abad (Subyakto,
1993). Akan tetapi penamaan metode klasik ini dengan “Grammar Translation
Method” baru dikenal pada abad 19, ketika metode ini digunakan secara luas di
benua Eropa (Brown, 2001).[2]
Metode
ini merupakan gabungan dari metode gramatika dan metode terjemah yaitu dengan
cara mempelajari bahasa asing yang menekankan pada qowaid atau kaidah-kaidah
bahasa untuk mencapai ketrampilan membaca, menulis, dan menterjemah.[3]Metode
ini bahkan harus kita akui sebagai metode yang paling populer digunakan dalam
pembelajaran bahasa asing baik di sekolah, pesantren, maupun perguruan tinggi.[4]
Ada dua pendekatan teori yang mendasari
pengajaran bahasa, yaitu teori tata bahasa tradisional dan struktural. Keduanya
memiliki pandangan yang saling berseberangan dalam hal tata bahasa. Teori
tradisional menekankan adanya satu tata bahasa yang semesta (al-qowaa’id
al-‘alamiyyah), sedangkan teori struktural memandang bahwa struktur
bahasa-bahasa di dunia tidak sama.[5]
Metode gramatika
dan terjemah memandang bahasa secara preskriptif, dengan demikian kebenaran
dari suatu bahasa berpedoman kepada petunjuk tertulis, yakni aturan-aturan
gramatikal yang ditulis oleh para ahli bahasa. Ba’labak
menjelaskan bahwa dasar dari metode ini
adalah hafalan kaidah-kaidah dan analisa
gramatika terhadap wacana, kemudian terjemahnya
kedalam bahasa yang dipergunakan dalam pengantar
pelajaran. Artinya metode ini menekankan para peserta didik untuk memahami
bahasa dengan logis yang bersandar pada analisa juga cermat pada aspek kaidah
tata bahasa tersebut dan bukan untuk melatih para peserta didik agar pintar
berkomunikasi secara aktif.[6]
Tujuan
metode ini menurut Al-Naqah dalam buku Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab Acep Hermawan adalah agar para pelajar pandai
dalam menghafal dan memahami tata bahasa, mengungkapkan ide-ide dengan
menerjemahkan bahasa ibu atau bahasa kedua ke dalam bahasa asing yang
dipelajari, dan membekali mereka agar mampu memahami teks bahasa asing dengan
menerjemahkannya ke dalam bahasa sehari-hari atau sebaliknya.[7]
Dengan
demikian, dapat kita fahami bahwa ada dua aspek yang sangat penting dalam
metode gramatika dan terjemah ini,
yaitu: Kemampuan menguasai kaidah tata bahasa dan kemampuan untuk menerjemahkan.
Dua kemampuan ini merupakan modal dasar untuk dapat menstranfer ide ke dalam tulisan dalam
bahasa asing dan juga merupakan modal dasar
untuk dapat memahami ide yang terkandung dalam tulisan
bahasa asing tersebut.
B.
Ciri-ciri/karakteristik
Metode Gramatika dan Terjemah
1.
Tujuan
mempelajari bahasa asing adalah agar mampu membaca karya sastra dalam bahasa
target (BT), atau kitab keagamaan dalam kasus belajar bahasa arab di Indonesia.
2.
Materi pelajaran
terdiri atas: buku nahwu, kamus, atau daftar kata, dan teks bacaan.
3.
Basis
pembelajaran adalah penghafalan kaidah tata bahasa dan kosakata, kemudian
penerjemahan harfiah dari bahasa target ke bahasa pelajar dan sebaliknya.
4.
Bahasa ibu
pelajar digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM).
5.
Peran guru aktif
sebagai penyaji materi, sedangkan peran pelajar pasif sebagai penerima materi.[8]
6.
Para siswa
mempelajari kaidah-kaidah nahwu (tata bahasa) dan daftar kosakata dwi bahasa
yang berkaitan erat dengan bahan bacaan pada pelajaran yang bersangkutan
kemudian dipelajari secara deduktif dengan bantuan penjelasan-penjelasan yang
panjang serta terperinci. Segala kaidah dipelajari dengan pengecualian dan
ketidakbiasaan dijelaskan dengan istilah-istilah gramatikal atau
ketatabahasaan.
7.
Setelah
kaidah-kaidah dan kosakata dipelajari, maka petunjuk-petunjuk bagi penerjemahan
latihan-latihan yang mengikuti penjelasan-penjelasan ketatabahasaan pun diberikan.
8.
Pemahaman akan
kaidah-kaidah dan bahan bacaan pun diuji melalui terjemahan. Para siswa
dikatakan telah dapat mempelajari bahasa tersebut jika mereka mampu
menerjemahkan paragraf-paragraf atau bagian-bagian prosa dengan baik.
9.
Bahasa asli/
bahasa ibu dan bahasa sasaran dibandingkan secara konstan. Tujuan pembelajaran
adalah untuk mengalihkan bahasa sasaran (B1) ke bahasa ibu (B2), dan
sebaliknya, dengan menggunakan kamus jika diperlukan.
10. Sedikit
kesempatan untuk praktek/latihan menyimak dan berbicara selama penggunaan
metode ini, karena lebih memusatkan perhatian pada latihan-latihan membaca dan
terjemahan.[9]
11. Ada
kegiatan disiplin mental dan pengembangan intelektual dalam belajar bahasa
dengan banyak penghafalan dan memahami fakta-fakta.
12. Unit
yang mendasar ialah kalimat, perhatian anak lebih banyak dicurahkan kepada
kalimat, sebab kebanyakan waktu para pelajar dihabiskan oleh aktivitas
terjemahan kalimat-kalimat terpisah.[10]
C. Langkah – langkah Penyajian Metode Gramatika dan
Tarjamah dalam Pengajaran Bahasa Arab
1. Guru
mulai dengan memberikan definisi-definisi jenis kata, imbuhan jenis kata itu,
kaidah-kaidah yang harus dihafalkan dalam Bahasa Arab, contoh-contoh yang
menggaris bawahi kaidah-kaidah bahasa Arab, dan perkecualian-perkeculian
kaidah-kaidah bahasa Arab
2. Guru
mengeluarkan kaidah-kaidah nahwu dari teks tersebut, kemudian menjelaskannya
dengan penjelasan yang terperinci. Begitu juga kadang bisa meminta siswa untuk
menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab tersebut. Setelah itu
siswa siap untuk memulai menjawab latihan soal.
3. Guru
melatih pelajar/siswa dalam terjemahan kalimat-kalimat dan kemudian
paragraf-paragraf. Materi yang digunakan dipilih dari buku sastra yang
bahasanya memiliki ragam yang estetis. Para siswa diharapkan untuk mengenal
kaidah-kaidah tata bahasa yang telah dihafalkan, dan menerapkannya pada
terjemahannya. Ini melibatkan suatu pemikiran yang rumit mengenai pengimbuhan
jenis-jenis kata yang telah dihafalkan agar sesuai dengan terjemahan yang
diminta oleh guru.
4. Guru
meminta salah satu siswa membaca teks dan yang lain mengoreksinya, kemudian
menunjuk salah satu siswa untuk menerjemahkan kalimat itu, bila siswa sudah
tidak bisa menerjemahkan kosakata yang sulit, barulah guru membantu untuk
memancing siswa dalam menerjemahkannya.
5. Guru
memberi daftar kosa kata (mufrodat) untuk dihafalkan. Kata-kata itu lepas dari
konteks kalimat, dan guru menyuruh para siswa untuk memberi terjemahan kosakata
(mufrodat) tersebut.
6. Guru
memberi pekerjaan rumah yang berupa persiapan terjemahan halaman-halaman dari
buku sastra Arab untuk dibicarakan pada pertemuan berikutnya (Analisis).
7. Terkadang
guru memberikan kesempatan pada para siswa untuk menerjemah bebas
Sebagai tambahan keterangan mengenai
bentuk-bentuk bahasa yang dianggap baik dan benar, pada waktu itu terjemahan
bahasa Arab yang dianggap memuaskan guru ialah yang sesua kaidah-kaidah tata
bahasa Arab, dan bukan yang digunakan oleh penutur asli diluar ruangan kelas.
Sikap guru dan ahli tata bahasa pada zaman dahulu diberi julukan “mendiktekan”
(prescriptive), dan tata bahasa tradisional mendapat sebutan Prescriptive
Grammer (Richards, Platt dan Weber, 1985: 227)[11]
Adapun sasaran Pengajaran Bahasa Arab
menggunakan Metode Tata Bahasa dan Tarjamah adalah:
- Dapat menghasilkan siswa
terdidik, terlatih akan pengetahuan Bahasa Arab, mengetahui kebudayaan
Sastra yang tinggi dan mempunyai daya Apresiasi Sastra dalam penerjemahan
dan tata bahasa Arab.
- Dapat menghasilkan siswa hafal
Materi-materi Nahwu – Shorof dalam teks-teks Sastra Arab.
- Dapat menghasilkan siswa yang
berkompeten untuk menerjemahkan secara dari bahasa Arab ke bahasa
Indonesia, atau sebaliknya dan lain sebagainya.
Dan ntuk merealisasikan tujuan dari
Metode Tata bahasa dan Tarjamah ini
menggunakan Teknik sebagai berikut:
- Otak siswa dipenuhi dengan
kaidah-kaidah Nahwu dan daftar Tashrif beserta Wazan-wazannya.
- Menjadikan siswa hafal daftar
vocabulary (Mufrodat) dan sinonim diluar kepala.
- Mengajari siswa membaca secara
detail/terperinci dan dapat menganalisis.
- Mengajari siswa menulis topik-topik
karangan dengan mengambil cuplikan kalimat-kalimat, alinia-alinia dari
sastrawan dan penyair.
- Melatih siswa menerjemahkan
teks sastra Arab.
D.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode ini Jika diterapkan Dalam Pengajaran Bahasa Arab
a. Kelebihan
1.
Siswa mahir menerjemahkan
dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab, atau sebaliknya dengan baik berdasarkan
tata bahasanya.
2.
Siswa hafal
kaidah-kaidah bahasa Arab yang disampaikan
b.
Kekurangan
1.
Analisis tata
bahasa mungkin baik bagi mereka yang merencanakannya, tetapi membingungkan
siswa karena rumitnya analisis tersebut.
2.
Terjemahan
kaimat demi kalimat sering mengacaukan makna kalimat-kalimat dalam konteks yang
luas.
3.
Para siswa
mendapat pelajaran dalam satu ragam tertentu, yakni ragam sastra. Yang mana ini
bukanlah ragam bahasa sehari-hari.
4.
Para siswa
menghafalkan kaidah-kaidah bahasa Arab yang disajikan secara Preskiptif.
Mungkin saja kaidah-kaidah itu tidak berlaku bagi bahasa sehari-hari.
5.
Para siswa
sebenarnya tidak belajar menggunakan bahasa Arab, tetapi membicarakan tentang
“bahasa yang baru” (istilah-istilah dan aturan-aturan bahasa diambil dari satu
“model”, yakni bahasa yang dianggap mewakili bahasa yang ideal. Tetapi
sebenarnya semua bahasa tidak sama kaidah-kaidahnya dan setiap bahasa mempunya
ciri-ciri tersendiri)[12].
E. Evaluasi dan Proyeksi:
- Sesungguhnya sasaran metode
ini terbatas dan sulit ditangani/diperoleh
- Metode ini memusatkan
perhatian pada ketrampilan membaca dan menulis, mengabaikan ketrampilan
menyimak dan berbicara.
- Metode ini tidak dapat
merealisasikan tujuan dalam membiasakan siswa untuk menulis dengan benar.
- Metode ini hanya sesuai bagi
siswa yang cerdas saja (dalam arti sudah mengetahui/ menguasai teori-teori
Kalam dan istima’).
- Metode ini mengharuskan siswa
berfikir dengan bahasa ibu (Indonesia), kemudian pemikiran itu
diterjemahkan kedalam otaknya, dalam arti pada bahasa Arab.
- Metode ini terjadi secara
bertahap/dalam waktu yang lama, hal itu menghambat cepatnya pemahaman
pembelajaran bahasa Arab
- metode ini menjadikan/ membuat
guru malas.
- Peran guru didalam metode ini
gampang/mudah, jika guru menguasai dengan baik bahasa Arab
Dalam mengatasi kelemahan dan Evaluasi
teori-teori dalam pengajaran bahasa Arab diatas, adalah dengan menambahkan
inovasi-inovasi baru dalam pengajaran bahasa Arab. Mengaplikasikan pembelajaran
dengan berbagai macam metode/ permainan, agar tidak dirasa jenuh atau bosan.
Juga bisa menambah motivasi dalam belajar jika metode ini dipadukan dengan
ragam aplikasi / inovasi pembelajaran lain, dan tentunya guru harus bisa
memilih untuk bisa diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi para siswanya
didalam kelas.
Beranjak dari Evaluasi metode ini, kita
kembali pada tujuan pembelajaran metode ini, tujuan study bahasa Arab ialah
untuk belajar bahasa agar mampu membaca Sastra Arab. Ini dimaksudkan agar siswa
memperoleh keuntungan dari “disiplin mental” dan “pengembangan intelektual”
yang merupakan hasil pengajaran bahasa Arab. Terlepas dari tujuan-tujuan
tersebut, kita mengembalikan tujuan awal para pencari ilmu jika memfokuskan
pada pembelajaran bahasa Arab.
Sebenarnya metode ini adalah matode yang
tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab versi Ekspres. Bila kita mau
Istiqomah dalam belajar-mengajar menggunakan metode ini, niscaya kita akan
mencapai dari tujuan kita yang tidak lain adalah mahir berbahasa Arab dengan
segala tata bahasanya. Yang mana bahasa Arab adalah bahasa Kalamullah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan:
Metode Gramatika
dan Terjemah ini merupakan gabungan dari metode gramatika dan metode terjemah
yaitu dengan cara mempelajari bahasa asing yang menekankan pada qowaid atau
kaidah-kaidah bahasa untuk mencapai ketrampilan membaca, menulis, dan
menterjemah.
Beberapa
ciri utama yang dimiliki Metode Gramatika dan Terjemah adalah:
1.
Menitikberatkan pada ketrampilan membaca, menulis, dan menerjemahkan.
2.
Bahasa ibu, digunakan sebagai bahasa pengantar kepada
siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
3.
Memperhatikan sisi gramatikal sebagai sarana pembelajaran
bahasa asing.
4.
Guru mempunyai andil yang cukup besar dalam proses
penerjemahan.
Tujuan Metode Gramatika dan Terjemah adalah agar para pelajar pandai dalam menghafal
dan memahami tata bahasa, mengungkapkan ide-ide dengan menerjemahkan bahasa ibu
atau bahasa kedua ke dalam bahasa asing yang dipelajari, dan membekali mereka
agar mampu memahami teks bahasa asing dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa
sehari-hari atau sebaliknya.
B.
Saran
Sebagai calon pengajar bahasa arab yang
baik, hendaknya harus menguasai Metode
Gramatika dan Terjemah ini. Hal ini dimaksudkan agar guru dan siswa bisa saling
mengerti dan memahami bahasa arab dengan baik dan terciptalah kegiatan belajar
mengajar (KBM) ysng sesuai dengan harapan.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Efendi, Ahmad
Fuad, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2009
-
Izzan, Ahmad, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab,
Bandung: Humaniora, 2004
-
Hamid, M.Abdul
dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan
Media, Malang: UIN Malang Press, 2008
-
Hermawan, Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya, 2011
-
Subyakto, Sri
Utari dan Nababan, Metodologi
Pengajaran Bahasa, Jakarta: PT Gramedia, 1993
-
http://www.cangcut.net/2013/10/metode-qawaid-dan-terjemah-bahasa-arab.html
diakses pada, Sabtu, 21/02/2014 jam 12.55 WIB.
Metode Gramatika dan Terjemah dalam Pengajaran Bahasa Arab
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ Metodologi Khusus Pengajaran Bahasa Arab 2 ”
Dosen
Pengampu:
Ahmad Rifa’i, M.Pd.

Disusun
oleh :
Ahmad
Afriyanto 932500612
Moh.
Abdul Rozaq 932505212
Syahnaz
Avrillita Senja 932512
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI

[1] http://www.cangcut.net/2013/10/metode-qawaid-dan-terjemah-bahasa-arab.html
diakses pada, Sabtu, 21/02/2014 jam 12.55 WIB.
[2]
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:
Misykat, 2009) hlm. 40
[3]
Ahmad Izzan, Metodologi pembelajaran
Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2004) hlm. 100
[4]
M.Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi,
dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008) hlm. 18
[5]
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, (PT.Remaja Rosda Karya: Bandung, 2011) hlm. 171
[6] Landi Pratama, op.cit.
[7]
Ibid, 171
[8]
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:
Misykat, 2009) hlm. 41
[9] M.Abdul
Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi,
dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008) hlm. 18-19
[10]
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, (Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya, 2011) hlm. 172
[11]
Sri Utari Subyakto-Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: PT
Gramedia, 1993) Hal. 12-13
[12]
Ibid., 13-14
1 komentar:
ini sangant membantu
Posting Komentar