PRINSIP-PRINSIP, TUJUAN DAN FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada
Mata Kuliah
“ Administrasi pendidikan ”
Dosen Pengampu:
Ahmad Rifa’i, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Faridatul Mahmudah 932510112
Mohammad Masykur 9932512
Uswatun Hasanah 932509312
Subandari 932512
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan
taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusaia menjadi cerdas, memiliki skil,
sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat
dan dapat menolong dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi
investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa
yang bermartabat dan menjadikan individunya yang memiliki derajat.
Konsep
pembelajaran tujuan dan fungsi administrasi telah dikenal sejak lama dengan berbagai
asumsi. Administrasi bisa dikenal sebagai materi, menyuruh orang agar bekerja,
mencapai suatu tujuan melalui upaya orang lain, memanfaatkan manusia, uang, dan
sebagainya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan komperensif, tentang
administrasi, makalah ini akan mengemukakan fungsi dan tujuan yang berlaku
dalam administrasi.
Seperti halnya dalam bidang lain,
dalam perkembangan administrasi sering terjadi asumsi, teori dan pandangan yang
melengkapi mengubah bahkan mengganti sebagian dengan perombakan itu,
administrasi seolah maju dan berkembang segala kemajuan kehidupan manusia. Hal
ini menunjukkan administrasi hadir dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu
sampai yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja prinsip-prinsip dasar dari Administrasi Pendidikan?
2.
Apa tujuan mendasar dari Administrasi Pendidikan?
3.
Apa saja fungsi dari Administrasi Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip
Administrasi Pendidikan
Prinsip artinya
titik tolak. Jika yang dimaksudkan adalah prinsip administrasi, artinya titik
tolak keberangkatan administrasi. Prinsip merupakan sesuatu yang sangat kuat, absolut, dan tidak boleh dinafikan
dalam pelaksanaan program tertentu. Hal tersebut tertentu, karena merupakan
acuan dan tujuan subtansi pelaksanaan setiap kegiatan.
Administrasi
pendidikan pun harus berpegang pada prinsip tertentu atau bertitik tolak pada
prinsip yang mendasar. Prinsip ini diartikan pula sebagai dasar pijakan,
artinya sebagai dasar dan pedoman bertindak. Prinsip-prinsip administrasi pendidikan
adalah sebagai berikut:
1.
Prinsip Efisiensi
Tenaga administrasi akan berhasil dalam tugasnya bila dia
menggunakan semua sumber, tenaga, dana dan fasilitas yang ada secara efisien.
Seorang administrator yang profesional harus mampu memanfaatkan waktu sebaik
mungkin untuk mengelola aktivitas pengadministrasian dan tindakan terbebani
oleh biaya tinggi. Penghamburan biaya dan penghabisan waktu yang tidak menentu
menunjukkan pengelolaan administrasi yang buruk, sehingga akan berdampak
negatif dan merugikan kepentingan internal institusinya dan kepentingan
eksternal yang dilayaninya.
Agar prinsip
efisien terlaksana, semua objek administrasi harus diorganisasikan dengan baik,
sehingga penerapan prinsip efisiensi benar-benar relefan dengan tujuaannya. Pengorganisasian
meupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara
orang-orang sehingga terwujud satu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Didalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas,
wewenang, dan tanggunga jawab secara rinci menurut bidang-bidang dan
bagian-bagian, sehingga terciptanya adanya hubungan kerjasama yang harmonis dan
lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Ngalim
purwanto,1998:16).
2.
Prinsip Pengelolaan
Administrator adalah manajer yang bekerja dengan langkah-langkah
manajemen yang baik, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengontrol. Dengan demikian, target yang dituju dengan mudah dapat dicapai
dengan baik.
Perencanaan yang dilakukan berpihak pada visi dan misi yang jelas
sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat secara hierarkis atau
sistematis dan mendahulukan sekala prioritas sebagaimana mengatur dan
menjadwalkan program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
Program jangka pendek dilaksanakan sekaligus sebagai bagian awal dari program
jangka menengah, sedangkan pelaksaan program jangka menengah dilaksanakan
sebagai awal menuju program jangka panjang. Dengan demikian, semua pelaksaan
program saling memengaruhi dan saling menunjang dalam mencapai target.
Menurut Ngalim purwanto (1998:15), setiap program memerlukan
perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Perencanaan adalah suatu cara
menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran masalah itu, si perencana
merumuskan apa saja yang harus dikerjakan dan bagaimana dikerjakannya.
Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal berikut:
1.
Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
2.
Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan.
3.
Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.
4.
Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
5.
Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu dapat dipecahkan dan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Administrator bertanggung jawab dan berpegang pada amanah untuk
mengutamakan tugasnya. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan pada pesan
sponsor,melainkan atas dasar sekala prioritas. Apabila prinsip ini dilanggar,
prinsip efisiensi akan terabaikan bahkan akan hanya memboroskan biaya.
Pelaksanaan yang diluar tanggung jawab administrator hanya akan kejalinan
seluruh tugas administratif yang ujung-ujungnya tugas pengelolaan tidak
terkontor dengan baik dan benar.
Dikelola artinya diurus dangan baik dan benar yang mengikuti sistem
yang sudah terbangun seebelumnya. Sistem dan tata kerja mengikuti visi dan misi
yang ditetapkan sebelumnya. Sebuah lembaga pendidikan memiliki visi dan misi
tertentu yang darinya dibut pola kerja terpadu berkaitan dengan tugas-tugas dan
fungsi administratif pengelolaan dapat menjadi unsur yang sangat vital untuk
mencapai tujuan visibilitas yang telah ditetapkan.
4. Prinsip Kepemimpinan Yang Efektif
Seorang pemimpin wajib mengembangkan hubungan baik dengan semua
bawahanya, cerdas merealisasikan human relationship. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang tidak menyalahkan bawahan, melainkan mengingatkan dan
menyarankan. Sebaliknya, bawahan yang baik tidak pernah mengugat dan gusar
kepada atasan, melainkan meluruskan dan meluruskan sepanjang masih dalam
konteks profesionalitas yang ada diatas aturan yang disepakati.
Dengan demikian, semua bekerja atas kesadaran penuh, ikhlas dan
tidak merasa ditekan atau dipaksa. Kesaadaran ini sangat berperan dalam
pencapaian kesuksesan sebuah kepemimpinan dan sistem administrasi. Gaya
kepemimpinan yang tepat adalah apabila admidtrator memperhitungkan taraf
kematangan para anggota organisasi dan situasi yang ada. Bila dalam organisasi
telah ada hubungan baik, tetapi kesadaran bekeja belum memadai, pemimpin yang
berhasil harus mampu menimbulkan kesadaran untuk menyelesaikan tugas
pekerjaannya (yusak burhanuddin,2005:218).
5. Prinsip Kerjasama
Pengembangan kerjasama dilakukan secara sinergis, profesional,
proporsional. Administrator memahami jenis pekerjaan yang diembankan, mengerti
apa yang apa yang dikerjakan sebagai tugas dan keahliannya. Untuk mencapai
kinerja yang sinergis, dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing
orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.
Kerjasama dilakukan
atas dasar profesionalitas yang tinggi, bukan kerjasama dalam arti kolusi, yang
mengorbankan kepentingan mendasar dan mengambil manfaat yang sifatnya kamuflase
belaka. Sebagaimana kerjasama antara kepala sekolah dengan dewan sekolah dalam
kaitannya dengan biaya oprasional sekolah dan penyaluranya.[1]
B. Tujuan Administrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya
adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan
kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Menurut
Sergiovanni dan Carver (1975), tujuan administrasi ada empat yaitu:
1.
Efektivitas produksi
2.
Efisien
3.
Kemampuan menyesuaikan diri
4.
Kepuasan kerja
Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk
menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah
memiliki fungsi untuk mencapai efektivitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus
dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana,
tenaga seminimal mungkin tetapi memberikan hasil sebaik mungkin, sehingga
lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat
berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya dengan sekolah yang baru.
Selanjutnya setelah menyelesaikan semua studinya mereka dapat mendapat
pekerjaan yang layak.
Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional, maka tujuan administrasi
yang dilaksanakan di sekolah juga bersumber pada tujuan pendidikan di Indonesia
guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut.[2]
Pendapat lain mengatakan bahwa pelaksanaan administrasi pendidikan
bertujuan sebagai berikut:
1.
Tercapainya fleksibilitas dalam proses administrasi pendidikan.
2.
Terwujudnya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan administrasi pendidikan.
3.
Terlaksananya kontinuitas administrasi pendidikan.
4.
Terlaksananya pendidikan seuur hidup yang displiner dan berpedoman
pada linieritas keilmuan.[3]
Sesuai dengan keputusan-keputusan tersebut, tujuan institusional
untuk masing-masing jenjang dan jenis sekolah dalam kurikulum tahun 1975
dirumuskan berupa tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih mencakup hal yang luas. Sedang pada
tujuan khusus pertanyaan-pertanyaan itu sudah dijabarkan secara khusus dengan
ditinjau dari tiga pengembangan tingkah laku manusia melalui pendidikan, yaitu:
bidang pengetahuan, bidang keterampilan dan bidang nilai dan sikap.
Contoh tujuan
umum sekolah menengah atas (SMA) adalah agar lulusan:
1)
Menjadi warga negara yang baik sebagai manusia utuh, sehat, kuat
lahir dan batin
2)
Menguasai hasil-hasil pendidikan
umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan di SMP
3)
Memiliki bekal untuk melanjutkan studinya ke lembaga perguruan
tinggi
4)
Memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat dengan mengambil
keterampilan untuk bekerja yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan minat
dan kebutuhan masyarakat.
Maka dari itu, administrasi mempunyai peran yang penting agar
lulusan dapat berhasil sebagaimana tujuan yang telah ditentukan. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai administrasi mempunyai beberapa tugas yang harus
dilakukan. Adapun tugas administrasi pendidikan
secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)
Berusaha agar pendidikan tampil secara formal dengan jalan
merumuskan, menyelesaikan, menjabarkan dan menetapkan tujuan pendidikan yang
akan dicapai sesuai dengan lembaga atau organisasi pendidikan yang bersangkutan
secara formal.
1)
Menyebarluaskan dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu
kepada anggota lembaga, sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan
dan pendorong kerja para anggota lembaga.
2)
Memilih, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan proses berupa
tindakan, kegiatan, dan pola kerja yang diperhitungkan dan memberikan hasil
yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
3)
Mengawasi pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan memantau
memeriksa dan mengendalikan setiap kegiatan dan tindakan pada setiap proses
sistem. Upaya ini sering dikaitkan dengan pengawasan melekat ataupun
pengendalian mutu dalam pendidikan.
4)
Menilai hasil yang telah dicapai dan proses yang sedang atau telah
berlaku, mengupayakan agar informasi tentang hasil dan proses itu menjadi umpan
balik yang dapat memperbaiki proses dan hasil selanjutnya.
Unsur lain yang penting dikemukakan dalam pendidikan ini dan
mempunyai hubungan yang erat dengan administrasi pendidikan ialah unsur
manusia. Pendidikan adalah upaya manusia demi manusia itu sendiri. Dengan
pengertian lain manusia itu adalah subjek dan sekaligus menjadi objek. Di dalam
pendidikan itu terpaut manusia yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Sudah dapat dibayangkan bahwa tanpa koordinasi pengaturan kerja, penempatan
serta pengarahan dan bimbingan proses
dan tujuan pendidikan akan mengalami kegagalan. Dan itulah merupakan tugas dan
kewajiban administrasi pendidikan yang berkaitan dengan manusia sebagai
individu, anggota masyarakat dan hamba Allah.[4]
C. Fungsi Administrasi Pendidikan
Kehadiran
administrasi dalam organisasi adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu
tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada rumusan yang
sama dan berlaku umum untuk fungsi administrasi. Namun demikian administrasi
tetap mempunyai fungsi utama yang biasa dilakukan. Fungsi-fungsi tersebut di
antaranya adalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Kalau
dilihat dari pendapat para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil
kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning,
organizing, staffing, coordinating, Leading (fasilitating, motivating,
innovating), reporting, controlling. Namun demikian dalam
operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu makro seperti departemen dan dinas
yang melakukan fungsi secara umum dan pada level instuisi pendidikan mikro
yaitu sekolah yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing,
motivating, innovating, controlling.
Penjelasan dari
kelima hal tersebut adalah:
1.
Perencanaan.
Perencanaan adalah cara menghampiri masalah. Dalam
penghampiran masalah itu si perencana berbuat merumuskan apa saja yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Perencanaan merupakan sarat mutlak bagi kegiatan administrasi,tanpa perencanaan
suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai
tujuan yang diinginkan .
Didalam kegiatan perencanaan ada dua factor yang harus diperhatikan ,yaitu
factor tujuan dan factor sarana ,baik sarana personal maupun sarana
material.
Sedangkan
langkah-langkah dalam perencanaan meliputi;
a.
Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b. Meneliti
masalah –masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
c.
Mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan.
d.
Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
e.
Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana
pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
Syarat-syarat
perencanaan adalah sebagai berikut;
a.
Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.
b. Bersifat
sederhana ,realitas dan jelas.
c. Terinci
memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga
mudah dipedomani dan dijalankan.
d.
Memilki fleksibelitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta situasi
dan kondisi sewaktu-waktu.
e.
Terdapat pertimbangan antara bermacam-macam bidang akan digarap dalam
perencanaan itu. Menurut urgensi masing-masing.
f.
Diusahakan adanya penghematan tenaga,biaya,dan waktu serta kemungkinan
penggunaan sumber daya dan dana yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
g.
Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.
2.
Pengorganisasian.
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujudnya suatu kesatuan
usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian sebagai fungsi adminiatrsi pendidikan menjadi tugas utama bagi
para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah,terutama dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah terdapat berbagai macam pekerjaan yang memerlukan
kecakapan dan ketrampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Kemudian yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah
pembagian tugas,wewenang dan tanggung jawab ,hendaknya disesuaikan dengan
pengalaman,bakat,minat,pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang-orang
yang diperlukan dalam menjalankan tugas.
Fungsi Organisasi dapat diartikan bermacam-macam yaitu;
a.
Sebagai pemberi struktur terutama dalam penyusunan /penempatan
personal,pekerjaan-pekerjaan materilan dan pikiran-pikiran di dalam struktur.
b.
Sebagai menetapkan hubungan antara orang –orang,kewajiban-kewajiban,hak-hak dan
tanggung jawab masing-masing anggota disusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju
pada tercapainya tujuan .
c.
Sebagai alat untukmempersatukan usaha-usaha untuk menyelesaikan pekerjaan.
3.
Pemberi Motivasi
Lembaga
tersebut sebaiknya memberikan sarana dan prasana agar siswa dapat menjadi
nyaman dalam belajar.
4. Pemberi
inovasi
Lembaga tersebut sebaiknya
memunculkan ide-ide dan hal-hal yang baru agar siswa tidak merasa bosan ketika
melaksanakan proses belajar mengajar dan dapat berfikir lebih jernih.
5. Mengawasi
Mengawasi merupakan kegiatan
memerhatikan dan mencari solusi apabila terdapat hal-hal yang kurang sesuai
dengan tujuan belajar mengajar.
Pada dunia pendidikan, istilah
directing lebih tepat dengan Leading dengan perluasan peran motivating
dan facilitating. Pemakaian istilah motivating
dan fasilitating lebih filosofis dibandingkan istilah directing. Motivating
mengandung mana membangun kepercayaan diri agar seluruh potensi dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.
Dalam dunia pendidikan fungsi
kepengawasan dilaksanakan sebagai bagian
dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih berperan
sebagai “quality Assurances” dengan tugas supervisi sebagai upaya
pembinaan terhadap staf untuk memperbaiki dan menigkatkan kualitas pendidikan.[5]
Sedangkan menurut Dr. Uhar
Suharsaputra, M.pd. dalam bukunya Administrasi pendidikan yang diterbitkan tahun 2013 menyebutkan bahwa fungsi manajemen
pendidikan sering menerapkan model siklus dari Deming yang isinya: plan
(merencanakan), do (melaksanakan), check (perbaikan), act (penindaklanjutan).
Implikasinya adalah dalam manajemen pendidikan diperlukan upaya untuk melakukan
perbaikan terus-menerus, dan upaya ini merupakan prinsip dasar dari manajemen
atau administrasi mutu termasuk manajemen mutu pendidikan yang telah menjadi
paradigma penting dalam membangun pendidikan belakangan ini. Meskipun demikian
fungsi-fungsi manajemen atau administrasi yang disamapaikan oleh para pakar
tetap dapat bermanfaat dalam upaya mengelola pendidikan, sesuai dengan konteks
organisasi serta kultur organisasi yang ada, karena secara esensial
fungsi-fungsi yang dikemukakan para pakar lebih bersifat saling melengkapi.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip dari Administrasi
pendidikan ada lima yaitu prinsip efisiensi, prinsip pengelolaan, prinsip
pengutamaan tugas pengelolaan, prinsip kepemimpinan yang efektif dan prinsip
kerja sama. Sedangkan tujuan dari administrasi pendidikan yaitu efektifitas
produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri, dan kepuasan bekerja. Maka
dari itu administrasi pendidikan mempunyai beberapa fungsi penting yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemberi motivasi dan inovasi serta mengawasi
proses belajar mengajar.
B. Kritik dan Saran
Dilihat dari realita sekarang banyak sekali lulusan yang tidak
profesional dalam bidangnya dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan dinamika
yang ada. Maka dari itu, perlu adanya pembenahan yang harus dikembangkan oleh
badan administrasi pendidikan agar dapat memiliki lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin, Yusak, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 1998)
?Engkoswara dan Aan
Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010)
Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2009)
M.daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998)
Suharsaputra,Uhar, Administrasi Pendidikan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2013)
[1] Herabudin, Administrasi
dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hal. 27-32
[2] Yusak
Burhanudin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998),
hal. 21-22
[4] M.daryanto, Administrasi
Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1998), hal. 22-24
[5] Engkoswara dan
Aan Komariah, Administrasi Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 91-92
[6] Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2013), hal.16-17
0 komentar:
Posting Komentar